Example floating
Example floating
News

BNK Tangerang dan Kepala Desa Bersinergi Wujudkan Desa Bersinar Bebas Narkoba

13
×

BNK Tangerang dan Kepala Desa Bersinergi Wujudkan Desa Bersinar Bebas Narkoba

Sebarkan artikel ini

Tangerang, aksaraharian.com – Upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Tangerang kini kian menyentuh akar rumput. Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Tangerang menggandeng pemerintah desa untuk memperkuat pelaksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), guna mewujudkan Desa Bersinar desa bersih dari narkoba.

Kepala BNK Kabupaten Tangerang, Dedy Sutardi, menegaskan bahwa kunci keberhasilan program P4GN berada pada sinergi antara BNK dan para kepala desa sebagai garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Begitu kita bisa raih masyarakat bersinar, itu pasti masyarakat yang dikomandoi oleh kepala desa. Karena merekalah yang memiliki kedekatan langsung dengan warga,” ujar Dedy dalam Rakor Program P4GN untuk ketua Apdesi di Ruang Parakan, Gedung Pekerjaan Umum (PU), Rabu (12/11/2025).

Menurutnya, BNK Tangerang memiliki empat fokus utama dalam menjalankan P4GN, yaitu lingkungan kerja bersinar, lingkungan pendidikan bersinar, lingkungan perusahaan bersinar, dan lingkungan masyarakat bersinar.
Dengan sinergi lintas sektor tersebut, Dedy berharap terbentuk masyarakat yang sadar dan tangguh terhadap bahaya narkoba.

“Kita harap masing-masing desa nanti sudah punya program promotif dan preventif. Mulai dari kampanye moral, sosialisasi, hingga kegiatan tingkat RT dan RW. Semua itu harus dikomandoi oleh kepala desa,” tambahnya.

BNK Tangerang juga menargetkan pada tahun 2026 setiap desa sudah memiliki program P4GN sendiri di bawah bimbingan Dinas Pemerintahan Desa (Pemdes).

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Tangerang, Maskota, mengungkapkan bahwa sejumlah desa sebenarnya telah melakukan langkah-langkah sosialisasi dan pencegahan sebelum adanya rapat koordinasi tersebut.

“Kami sudah bersosialisasi dengan masyarakat tentang bahaya narkoba. Tujuannya jelas, bagaimana agar tidak ada peredaran narkoba di wilayah desa masing-masing,” ujar Maskota.

Namun demikian, ia mengakui bahwa tantangan terbesar dalam pemberantasan narkoba di tingkat desa adalah pola peredaran yang tersembunyi dan sulit dijangkau oleh perangkat desa.

“Pengedar itu sembunyi-sembunyi. Kadang datang dari luar wilayah, bahkan teman warga sendiri. Ketika ditangkap tangan pun kami tidak punya kewenangan seperti kepolisian,” jelasnya.

Untuk itu, Apdesi berencana memperkuat kolaborasi dengan pihak kepolisian agar penindakan di lapangan bisa lebih efektif. Selain itu, Maskota juga menekankan pentingnya pendekatan keagamaan dan moral dalam menekan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat dan generasi muda.

“Kami libatkan para ustaz, ulama, dan MUI dalam sosialisasi. Kalau masyarakat dekat dengan agama, insya Allah peredaran narkoba bisa ditekan,” pungkasnya.

 

 

Hnd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *