Tangerang, aksaraharian.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menegaskan komitmennya dalam mengentaskan masalah anak putus sekolah melalui Gerakan Lanjut Sekolah berbasis pendidikan non-formal. Program ini tak hanya menyasar anak usia sekolah, tetapi juga warga dewasa yang telah lama meninggalkan bangku pendidikan, termasuk mereka yang berusia di atas 25 tahun.
Inisiatif strategis ini menjadi fokus dalam Seminar Pendidikan ke-6 yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang di Lemo Hotel Serpong, Selasa (11/12/25).
Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid, dalam kesempatan itu menegaskan bahwa pendidikan adalah hak dasar seluruh warga negara.
“Tidak boleh ada anak yang putus sekolah,” tegasnya.
Menurutnya, tidak ada alasan baik ekonomi, jarak, maupun keterbatasan fasilitas yang dapat membenarkan seorang anak berhenti menuntut ilmu.
“Tidak boleh ada anak yang kehilangan masa depan hanya karena tidak mendapat kesempatan untuk belajar. Setiap anak adalah amanah. Setiap anak adalah masa depan kita,” ujarnya.
Bupati Maesyal menambahkan, pendidikan tidak hanya soal ruang kelas, tetapi juga tentang membangun generasi kuat, berkarakter, dan mampu bersaing.
“Pendidikan bukan hanya tempat belajar, tetapi membuka peluang dan memastikan anak tumbuh menjadi generasi berkualitas,” imbuhnya.
Ia berharap seminar ini dapat menghasilkan rekomendasi dan langkah konkret untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah, Dewan Pendidikan, PKBM, dunia usaha, serta masyarakat desa dan kelurahan.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang, Mas Iman Kusnandar, menjelaskan bahwa Gerakan Lanjut Sekolah berjalan dengan model kolaboratif antara pemerintah desa dan PKBM. Pendanaannya dapat memanfaatkan alokasi dana desa, dukungan provinsi, hingga bantuan pemerintah pusat.
“Setiap desa mampu memfasilitasi hingga 10 peserta per tahun. Dengan 246 desa/kelurahan, program ini berpotensi membuka akses belajar bagi sedikitnya 2.460 warga setiap tahun,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa program ini tak hanya menyasar siswa usia sekolah, tetapi juga warga dewasa yang belum menyelesaikan pendidikan dasar maupun menengah.
“Sasarannya adalah masyarakat usia lepas sekolah, termasuk yang berusia di atas 25 tahun. Sementara yang masih usia sekolah ditangani secara formal oleh dinas pendidikan,” katanya.
Pendekatan ini dinilai strategis karena mampu menutup dua kesenjangan sekaligus: potensi putus sekolah di kalangan anak-anak, dan kebutuhan peningkatan kompetensi bagi warga dewasa.
Selain pendidikan non-formal, Pemkab Tangerang juga memperkuat pembiayaan pendidikan formal. Salah satu kebijakan yang sedang berjalan adalah pembebasan biaya pendidikan dasar untuk sekolah swasta, melanjutkan kebijakan sekolah negeri yang telah digratiskan lebih dulu.
“Langkah ini memastikan tidak ada keluarga berpenghasilan rendah yang terbebani biaya pendidikan anaknya,” tutur Mas Iman.
Pemkab Tangerang juga memperluas skema Beasiswa Tangerang Gemilang, mencakup beasiswa kurang mampu dan beasiswa prestasi yang mengirim mahasiswa ke berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri seperti Kairo, Swiss-German, IPB hingga Untirta. Tahun ini, jumlah penerima beasiswa mencapai lebih dari 200 mahasiswa.
“Walaupun tahun depan ada pengurangan anggaran, Pak Bupati tetap berkomitmen mempertahankan bahkan meningkatkan beasiswa dan pembiayaan pendidikan swasta gratis,” pungkasnya.
Red













